*..Welcome To My Home...Thanks For Coming..*

Kamis, 11 Oktober 2012

Alat-Alat Laboraturium


ALAT-ALAT LABORATORIUM

Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun sekedar kerapihan penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kritria yang sesuai dengan tujuan pengelonpokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat laboratrorium antara lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat, usia pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan.

v  Bahan pembuatan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bahan utama pembuatannya, misalnya kayu, plastik, kaca, logam, dan sebagainya.

v  Massa
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bobot dan massanya apakah alat-alat itu ringan atau berat.

v  Bentuk dan volume
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bentuk dan ukuran volumenya, misalnya besar, kecil, bola, kubus, balok, silinder dan sebagainya.

v  Pabrik pembuat
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan produser atau pabrik yeng membuatnya. Pengelompokkan ini tentu dengan menyebutkan nama PT pabrik pembuat dan negaranya.


v  Letak dan cara penyimpanannya
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan Letak dan cara penyimpanan atau cara pemasangannya. Berdasarkan kriteria ini alat dikelompokkan atas alat-alat permanen dan alat-alat tidak permanen. Alat-alat permanen adalah alat-alat yang terpasang tetap di bagian tertentu dalam laboratorium, dan alat-alat tidak permanen adalah alat-alat yang dapat disimpan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan penggunaannya.
v  Usia pakai
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan usia pakainya. Usia pakai adalah waktu yang menyatakan berapa lama atau berapa kali alat itu dapat digunakan dan berfungsi dengan baik dan benar sesuai dengan spesifikasinya pembuatannya.
v  Konsep fisika
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan konsep atau materi fisika yang berkaitan dengannya, misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat optik dan sebagainya.
v  Fungsi/kegunaan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan fungsinya ketika digunakan apakah sebagai alat ukur yang dapat digunakan pada lebih dari satu percobaan, sebagai satu set percobaan, sebagai alat peraga, sebagai alat perbaikan, atau yang lainnya.
Pada prakteknya sering terjadi bahwa pengelompokkan alat-alat didasarkan kepada lebih dari satu kriteria. Berikut ini adalah alat-alat fisdika dikelompokkan atas bahan habis, alat permanen, alat tidak permanen dan alat perbaikan.


Ø  Bahan habis
Bahan habis di laboratorium fisika dapat terdiri dari bahan material dan alat-alat yang umur pakainya pendek atau bahkan sekali pakai habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi.
Bahan habis yang benar-benar berupa bahan material misalnya adalah timah patri, pita kertas ticker timer, kertas karbon, benang, tali, paku keling, spirtus, alkohol, minyak tanah, bensin, pelumas dan sebagainya, sedangkan bahan habis yang berupa alat yang usia pakainya pendek misanya adalah berbagai komponen elektronika seperti hambatan, kapasitor, transistor dan sebagainya, pegas dan neraca pegas, termometer, hidrometer, batu baterai, dan sebagainya.
Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan bahan habis antara lain adalah sebagai berikut ini. Pemilihan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam kelompok bahan habis. Pemberian label nama dan atribut yang jelas bagi setiap bahan habis, agar tidak tertukar penyimpanan dan pemakaiannya.
Cantumkan catatan, peringatan dan perhatian cara menggunakan yang tepat dan aman. Penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik alat misalnya :
·         Tempat penyimpanan yang tepat apakah dari kayu, plastik, kaca dan sebagainya.
·         Ditutup dengan rapat.
·         Tidak ditutup rapat atau bahkan terbuka
·         Suhu dan kelembaban tempat tempat penyimpanan yang sesuai, apakah bahan harus disimpan di tempat yang kering, di tempat yang sejuk, jangan di tempat yang lembab, atau harus dalam lemari es atau frezer, di tempat yang terang atau gelap dan sebagainya.
·         Bila bahan habis termasuk bahan yang mudah terbakar, maka harus disimpan jauh dari sumber api atau sumber panas, atau bahkan membelinya jangan terlalu banyak, cukup sekali pakai habis saja.
·         Perhatikan batas waktu pemakaian dan kadaluarsanya.
·         Pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai berlebihan sehingga sisa menjadi lewat bataas waktu pemakaian atau kadaluarsa.
·         Termasuk ke dalam bahan habis adalah bahan-bahan (padat, cair, gas) pembersih seperti sabun dan pembersih lantai, cairan khusus pembersih lensa, lap, tissue dan sebagainya.

Ø  Alat-alat permanen
Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan sekaligus dipasang (siap digunakan) di tempat tertentu, tidak harus atau bahkan tidak boleh dipindah-pindahkan tempatnya.
Beberapa contoh alat yang dapat dipandang sebagai alat permanen misalnya adalah :
·         Barometer untuk mengukur tekanan udara di laboratorium.
·         Termometer suhu ruangan untuk mengukuir suhu udara di laboratorium.
·         Higrometer untuk mengukur kelembaban udara dalam ruangan laboratorium.
·         Bandul fisis.
·         Pesawat Ethwood.
·         Foto, diagram, gambar, poster, contoh grafik.
·         Pembakar bunsen dan instalasi gasnya.
Pemasangan alat-alat permanen hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini
·         Pemilihan tempat yang stategis untuk pengamatan atau bahkan melakukan percobaan.
·         Ketepatan posisi pemasangan di tempat yang sudah ditentukan.
·         Tempat pemasangan dan alat yang dipasang ditempat itu harus terhindar dari faktor-faktor yang dapat mengganggu atau merusak alat seperti panas matahari, kelembaban, banyak getaran dan sebagainya.
·         Setiap alat permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-atribut lain alat tersebut seperti jumlah, spesifikasi, asesoris dan tempat penyimpanannya.
Ø  Alat-alat tidak permanen
Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permanen. Alat-alat tidak permanen adalah alat-alat yang penyimpanan dan pemakaiannya dapat berpindah-pindah tempat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penyimpanan atau penggunaannya.
·         Alat-alat tidak permanen dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria pengklasifikasian yang pernah dijelaskan sebelumnya.
·         Alat-alat tidak permanen dapat berupa alat ukur yang dapat disetting dalam lebih dari satu macam percobaan, asesoris yang dapat digunakan pada lebih dari satu alat yang lain, asesoris khusus untuk satu alat tertentu, satu set percobaan yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi komponen-komponennya, satu set peraga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi komponen-komponennya.
·         Alat-alat tidak permanen hendaknya disimpan berdasarkan kriteria pengklasifikasian yang sudah ditentukan.
·         Alat-alat tidak permanen yang berupa set percobaan atau set peraga jangan sampai komponen-komponen atau asesoris-asesorisnya tercerai berai. Untuk itu maka setiap set percobaan atau set peraga dapat disimpan disatu tempat sekaligus, misalnya disimpan dalam satu kotak atau dus.  
·         Setiap alat tidak permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-atribut lain alat tersebut seperti jumlah, spesifikasi, kondisi, asesoris dan tempat penyimpanannya.


Ø  Alat-alat perbaikan

Alat-alat perbaikan adalat alat-alat (“tools”) yang digunakan untuk memperbaiki atau bahkan membuat alat-alat laboratorium.
·         Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium.
·         Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah dicari.
·          Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan dari dan ke tempat yang sudah ditentukan.
·         Jumlah, jenis dan kualitas alat perbaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan mengadakannya namun hendaknya memadai dan memenuhi kebutuhan.
·         Tidak usah mengadakan, membeli atau memiliki alat perbaikan yang personalia laboratorium tidak dapat menggunakannya.
·         Alat-alat perbaikan harus terpelihara dan terawat dengan baik jumlah, jenis dan kualitasnya sehingga selalu ada dan siap dapat berfungsi dengan benar ketika digunakan untuk memperbaiki.
·         Alat perbaikan berupa tools kit dapat diangga sebagai contoh minimal dari alat perbaikan yang harus ada di laboratorium. 
NO
NAMA ALAT
KEGUNAAN
GAMBAR
1
Bor
suatu alat yang digunakan untuk pembuatan suatu lubang, alur, atau untuk penghalusan dan pembesaran suatu lubang dengan sangat efisien.
2100873_mesin-bor-makita-6411.jpg
2
Gergaji
alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Contoh : kayu
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9b/Hacksaw.jpg/300px-Hacksaw.jpg
3
Tang
Tang adalah alat yang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen yang akan di buka dengan cara diputarkan bagiannya. Tang ini juga dapat digunakan untuk mengencangkan atau melonggarkan mur dan baut tetapi tidak dianjurkan untuk penggunaan tersebut karena kekuatan cengkraman Tang tidak sekuat cengkrama Kunci Pas dan kunci kunci yang lainnya.

Photo0792E001
4
Obeng
Berguna untuk melepas/ mengencangkan skrup/ baut
obeng
5
Kunci pas
Kunci pas digunakan untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.

Kunci+Pas
6
Pisau Cutter
Fungsinya untuk memotong dan mengupas kabel. Cutter juga bisa digunakan untuk membersihkan kaki komponen yang kotor sebelum penyolderan.

cutter
7
Pinset
Pinset digunakan untuk mencapit kaki komponen pada saat melakukan penyolderan. Selain itu juga berguna untuk memegang komponen pada saat proses perakitan pada PCB.
pinset
8
Solder Atraktor/ Solder Sucker
Berfungsi untuk menghisap timah dari PCB pada saat akan melepas komponen yang rusak atau komponen yang akan diganti.
solder-sucker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar